To Be Network Engineer

Jumat, 24 April 2015

Pemilihan Mode Wireless di Mikrotik

Mode wireless kita jumpai di properties interface wireless. Mode ini yang nantinya akan memfungsikan wireless interface akan jadi apa, apakah access point (pemancar), Station (penerima), Repeater, dll. Saya pribadi hanya terbiasa menggunakan mode ap-bridge, station, dan station-bridge, selain mode itu saya tidak begitu paham fungsinya. Alangkah baiknya kalau kita bisa tau masing – masing fungsi dari mode tersebut. Sebelumnya perlu diketahui bahwa “Penggunaan mode wireless di Mikrotik akan berpengaruh jika wireless interface akan digunakan sebagai bridge port (bridge network) karena tidak semua wireless mode support L2 bridging, terutama untuk sisi station”.


1. Mode Alignment Only

Biasa digunakan untuk membantu pada saat pointing dengan indikator beeper/buzzer pada RouterBoard. Contohnya, bisa ditambahkan sebuah script dimana pada saat mendapat sinyal bagus maka beeper akan berbunyi.

2. Mode Ap-Bridge

Mode ini menjadikan interface wireless sebagai access point dengan banyak client. Mode ini biasa digunakan untuk koneksi wireless PTMP (Point To Multipoint). Mode ini bisa dikombinasikan dengan setting Routing maupun Bridging. Untuk menggunakan mode ap-bridge ini routerboard minimal harus memiliki lisensi level 4.

3. Mode Bridge

Mode ini juga menfungsikan wireless mikrotik sebagai access point, akan tetapi hanay bisa menghandle/terkoneksi dengan 1 client, cocok untuk koneksi wireless PTP (Point To Point). Untuk menggunakan mode ini, routerboard cukup memiliki lisensi level 3. Misalnya produk SXT-5HnD, yang memiliki lisensi level 3. Kita bisa membuat koneksi point-to-point dengan 2 buah SXT-5HnD. Mode ini juga bisa dikombinasikan dengan setting Routing maupun Bridging.

4. Mode Station

Mode Station, untuk memfungsikan wireless sebagai wireless client pada topologi PTP maupun PTMP. Mode station ini hanya bisa digunakan untuk membentuk jaringan yang sifatnya routing, bukan bridge network. Mode ini merupakan mode yg paling efisien jika pada sisi wireless client/station tidak membutuhkan bridging. Nah jika anda membutuhkan setting bridging, mode selanjutnya mungkin akan jadi alternatif yang menarik.



5. Mode Station-WDS

Mode Station-wds , untuk memfungsikan wireless sebagai client dari sebuah akses point yang mengaktifkan protocol WDS. Kekurangan dr protocol WDS sendiri adalah terjadinya penurunan throughput wireless hingga 50%. Perlu diketahui, WDS pada sebuah vendor belum tentu compatible dengan WDS dari vendor lain. Begitu juga dengan WDS pada Mikrotik.

6. Mode Station-Bridge

Selain menggunakan WDS, sebagai alternatif bisa juga menggunakan mode Station-bridge. Mode Station-bridge ini digunakan untuk memfungsikan wireless interface menjadi Client dan support untuk bridge network, akan tetapi mode Station-Bridge hanya compatible dengan perangkat Akses Point Mikrotik saja. Lantas bagaimana jika AP tidak menggunakan Mikrotik? Mode-mode berikutnya bisa menjadi solusi.


7. Mode Station-Pseudobridge

Merupakan pengembangan dari mode=station standard. Sama-sama menjadikan wireless sebagai Client, jika pada mode=station tidak support untuk bridging, pada mode Station-pseudobridge support untuk membangun bridge network. Dalam penggunaan mode ini terdapat konsekuensi, dimana untuk bridging layer-2 nya tidak bisa dilakukan secara penuh. Dalam artian mac address dari perangkat yang terkoneksi dibawah wireless client (PC end user) tidak terbaca pada sisi AP.


8. Mode Station-Pseudobridge-Clone

Mode Station-pseudobridge-clone ,sama dengan mode=station-pseudobridge dengan sedikit tambahan. Fitur tambahan yg ada pada mode=station-pseudobridge-clone adalah bisa melakukan cloning MAC Address. Umumnya pada sebuah link wireless, yg terbaca pada sisi AP adalah MAC-Address dari interface wireless client. Tetapi jika menggunakan station pseudobridge-clone, yg terbaca adalah MAC Address dari perangkat yg terhubung ke Station (end-user). Secara default,yg terbaca adalah MAC-Address pada frame header yang pertama diteruskan, bisa diubah pada “station-bridge-clone-mac”. Kedua mode station tersebut compatible dengan perangkat akses point Mikrotik maupun yang bukan Mikrotik. Selain mode AP dan Client wireless yang kita bahas sebelumnya, ada juga mode wireless Mikrotik yang berfungsi khusus, seperti mode selanjutnya ini :

9. Mode WDS Slave

Mode ini memfungsikan wireless kita sebagai repeater. Wireless bisa berfungsi sebagai station dari AP yang lain sekaligus berfungsi sebagai akses point untuk perangkat wireless lainnya. Mode WDS Slave juga bisa digunakan untuk membangun bridge maupun routing network.

10. Mode Nstreme-Dual-Slave

Mode wireless yang digunakan untuk mengaktifkan wireless full duplex. Mode ini merupakan wireless proprietary Mikrotik yg bisa menjadikan link wireless anda menjadi full duplex. Mode ini membutuhkan 2 wireless card dan 2 antenna pada masing-masing wireless router Mikrotik.




Artikel ini dikutip dari timeline twitter mikrotik.co.id : @mikrotik_id. Copyrights © Citraweb Nusa Infomedia.


0 komentar:

Posting Komentar